Pembabakan Zaman Prasejarah berdasarkan Arkeologi
Arkeologi
adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak.
Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat
prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka
prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman, seperti pada uraian materi berikut
ini.
a.
|
Zaman Batu
Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia umumnya/dominan terbuat dari batu, walaupun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, melalui Metode Tipologi (cara menentukan umur berdasarkan bentuk atau tipe benda peninggalan), maka zaman batu dibedakan lagi menjadi 3 periode/masa, yaitu:
|
||||||
b.
|
Zaman
Logam
Perlu ditegaskan bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara dominan. Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian.
Perkembangan
zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa
mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi.
Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami
zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara
bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu
sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.
Demikianlah
uraian materi pembabakan prasejarah berdasarkan arkeologinya. Megalithikum?
Megalithikum merupakan suatu istilah kebudayaan batu besar (Mega = besar;
Lithos = batu).
Kebudayaan
Megalithikum bukanlah suatu zaman yang berkembang tersendiri, melainkan suatu
hasil budaya yang timbul pada zaman Neolithikum dan berkembang pesat pada
zaman logam.
|
Pembabakan
Zaman Prasejarah berdasarkan Ciri-ciri Kehidupan masyarakat
Makhluk manusia adalah makhluk yang hidup berkelompok dan mempunyai organisme yang secara biologis berbeda dan lebih lemah dari jenis binatang. Namun otak manusia berevolusi paling jauh bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Kemampuan otak manusia yang berupa proses berpikir menyebabkan manusia dapat memilah-milah tindakan yang dapat menguntungkan kelangsungan hidupnya.
Makhluk manusia adalah makhluk yang hidup berkelompok dan mempunyai organisme yang secara biologis berbeda dan lebih lemah dari jenis binatang. Namun otak manusia berevolusi paling jauh bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Kemampuan otak manusia yang berupa proses berpikir menyebabkan manusia dapat memilah-milah tindakan yang dapat menguntungkan kelangsungan hidupnya.
Dalam rangka kelangsungan hidupnya
maka manusia merupakan makhluk pembentuk kebudayaan dan manusia juga sebagai
pembentuk masyarakat. Karena pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup sendiri
tetapi harus berkelompok.
Berikut ini Anda akan mengikuti
paparan perkembangan manusia Indonesia yang hidup pada zaman prasejarah.
Kehidupan masyarakat (manusia) pada zaman prasejarah terbagi menjadi 3 periode,
yaitu:
a.
|
Masa
berburu dan mengumpulkan makanan
Pada masa ini secara fisik manusia masih terbatas usahanya dalam menghadapi kondisi alam. Tingkat berpikir manusia yang masih rendah menyebabkan hidupnya berpindah-pindah tempat dan menggantungkan hidupnya kepada alam dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan. |
b.
|
Masa
bercocok tanam
Pada masa ini kemampuan berpikir manusia mulai berkembang. Sehingga timbul upaya menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam suatu masa tertentu. Dalam upaya tersebut maka manusia bercocok tanam dan tidak lagi tergantung kepada alam. |
c.
|
Masa
perundagian
Pada masa ini masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolahan logam. Pengolahan logam memerlukan suatu tempat serta keahlian khusus. Tempat untuk mengolah logam dikenal dengan nama perundagian dan orang yang ahli mengerjakannya dikenal dengan sebutan Undagi. |
Pembabakan Masa pra aksara
berdasarkan Arkeologi
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman, seperti pada uraian materi berikut ini.
a. zaman batu
Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia umumnya/dominan terbuat dari batu, walaupun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, melalui Metode Tipologi (cara menentukan umur berdasarkan bentuk atau tipe benda peninggalan), maka zaman batu dibedakan lagi menjadi 3 periode/masa, yaitu:
1. Batu tua/palaeothilikum
Merupakan suatu masa di mana alat-alat hidup terbuat dari batu kasar dan belum diasah/diupam, sehingga bentuknya masih sederhana.
Contohnya: kapak genggam. selanjutnya masa ke-2 dari zaman batu adalah batu Madya seperti uraian materi berikut ini.
2. batu tengah madya/mesolithilikum
Merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Contohnya: Pebble/Kapak Sumatera.
3. batu muda/Neolithikum
Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman, seperti pada uraian materi berikut ini.
a. zaman batu
Zaman batu menunjuk pada suatu periode di mana alat-alat kehidupan manusia umumnya/dominan terbuat dari batu, walaupun ada juga alat-alat tertentu yang terbuat dari kayu dan tulang. Dari alat-alat peninggalan zaman batu tersebut, melalui Metode Tipologi (cara menentukan umur berdasarkan bentuk atau tipe benda peninggalan), maka zaman batu dibedakan lagi menjadi 3 periode/masa, yaitu:
1. Batu tua/palaeothilikum
Merupakan suatu masa di mana alat-alat hidup terbuat dari batu kasar dan belum diasah/diupam, sehingga bentuknya masih sederhana.
Contohnya: kapak genggam. selanjutnya masa ke-2 dari zaman batu adalah batu Madya seperti uraian materi berikut ini.
2. batu tengah madya/mesolithilikum
Merupakan masa peralihan di mana cara pembuatan alat-alat kehidupannya lebih baik dan lebih halus dari zaman batu tua. Contohnya: Pebble/Kapak Sumatera.
3. batu muda/Neolithikum
Merupakan suatu masa di mana
alat-alat kehidupan manusia dibuat dari batu yang sudah dihaluskan, serta
bentuknya lebih sempurna dari zaman sebelumnya. Contohnya: kapak persegi
dan kapak lonjong.
b. Zaman Logam
Perlu ditegaskan bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara dominan. Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian.
Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.
b. Zaman Logam
Perlu ditegaskan bahwa dengan dimulainya zaman logam bukan berarti berakhirnya zaman batu, karena pada zaman logampun alat-alat dari batu terus berkembang bahkan sampai sekarang. Sesungguhnya nama zaman logam hanyalah untuk menyatakan bahwa pada zaman tersebut alat-alat dari logam telah dikenal dan dipergunakan secara dominan. Zaman logam disebut juga dengan zaman perundagian.
Perkembangan zaman logam di Indonesia berbeda dengan di Eropa, karena zaman logam di Eropa mengalami 3 fase/bagian, yaitu zaman tembaga, zaman perunggu, dan zaman besi. Sedangkan di Indonesia khususnya dan Asia Tenggara umumnya tidak mengalami zaman tembaga tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara bersamaan. Dan hasil temuan yang lebih dominan adalah alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam disebut juga dengan zaman perunggu.
A. Pembagian Masa Praaksara
di Indonesia
1. Pembagian masa praaksara berdasarkan geologi :
Zaman ini terjadi sekitar 2500 juta
tahun yang lalu. Belum ada kehidupan apapun karena kondisi/keadaan bumi yang
masih panas.
b. Palaeozoikum
Zaman ini disebut juga Zaman Primer dan
terjadi sekitar 340 juta tahun yang lalu. Sudah ada kehidupan berupa makhluk
bersel satu. Kondisi bumipun masih panas.
c. Mesozoikum
Zaman ini disebut juga Zaman Sekunder dan
terjadi sekitar 140 juta tahun yang lalu. Di zaman ini, mulai muncul
reptil-reptil raksasa yang disebut dinosaurus. Zaman ini disebut juga Zaman
Reptil.
d. Neozoikum
Zaman ini disebut juga Kainozoikum dan
terjadi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini terbagi menjadi dua masa,
yaitu Zaman Tersier yang ditandai dengan munculnya binatang-binatang mamalia
dan Zaman Kuarter yang ditandai dengan munculnya jenis manusia purba. Zaman
Kuarter terbagi lagi menjadi dua, yaitu Zaman Dilluvium (Pleistosin) atau zaman
es dan Zaman Alluvium (Holosin) yang ditandai dengan munculnya manusia.
2. Pembagian masa praaksara berdasarkan arkeologi
dan corak kehidupannya :
a. Berdasarkan arkeologi :
1) Zaman Batu
Zaman Batu merupakan zaman dimana manusia menggunakan batu menjadi bahan utama
untuk membuat peralatan hidup. Zaman batu dibagi menjadi 4, yaitu Zaman Batu Tua (Palaeolithikum), Zaman Batu Madya (Mesolithikum), Zaman Batu Muda (Neolithikum), dan Zaman Batu Besar (Megalithikum).
a) Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Ciri-ciri Zaman Batu Tua :
2. Alat yang digunakan berupa kapak genggam, kapak berimbas, dan alat serpik.
3. Bertempat tinggal secara berpindah-pindah (nomaden).
4. Belum mengenal seni.
5. Manusia hidup dengan cara meramu dan berburu (food gathering).
Hasil kebudayaan Palaeolithikum banyak
ditemukan di Pacitan dan Ngandong, Jawa Timur.
b) Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
Ciri-ciri Zaman Batu Madya :
2. Ditemukan goa tempat tinggal (abris sous roche).
3. Mulai mengenal seni yang berupa lukisan cap tangan di dinding gua.
4. Ditemukan bukit karang hasil sisa sampah dapur (kjokkenmoddinger).
5. Mulai mengenal kepercayaan.
Mulai ditemukan pebble
atau kapak Sumatera.
c) Zaman Batu Muda (Neolithikum)
Ciri-ciri Zaman Batu Muda :
2. Mengenal pakaian dari kayu, perhiasan manik-manik.
3. Tempat tinggal mulai menetap (sedenter).
4. Mulai bercocok tanam (food producing).
5. Kepercayaan animisme dan dinamisme mulai berkembang.
Ditemukannya kapak lonjong dan beliung
persegi.
d) Zaman Batu Besar (Megalithikum)
Zaman Megalithikum merupakan zaman manusia
membuat kebudayaan dari batu-batu besar. Hasil kehidupannya adalah :
2. Dolmen merupakan meja batu yang digunakan untuk meletakkan sesaji.
3. Kubur batu merupakan tempat yang menyimpan mayat. Ada dua macam, yaitu waruga (berbentuk kubus) dan sarkofagus (berbentuk lesung).
4. Punden berundak merupakan bangunan batu yang disusun berundak-undak.
Guna dari artefak besar ini adalah sarana
untuk memuja roh-roh nenek moyang. Pada zaman ini, mulai muncul kepercayaan
kepada fenomena alam dan roh nenek moyang.
2) Zaman Logam
Pada zaman ini, barang dan alat logam sudah
dikenal (menjadi alat yang dominan) dan peralatan dari batu pun terus
berkembang. Zaman Logam dibagi menjadi tiga, yaitu :
- Zaman Perunggu
- Zaman Tembaga (tidak dikenal di Indonesia)
- Zaman Besi
- Zaman Tembaga (tidak dikenal di Indonesia)
- Zaman Besi
b. Berdasarkan corak
kehidupannya :
1) Masa Meramu dan Berburu
Masa Meramu dan Berburu berlangsung
bersamaan dengan Zaman Batu Tua (Palaeolithikum).
Maka dari itu, Masa Meramu dan Berburu ini hampir sama dengan Zaman Batu Tua.
Kegiatan pokoknya adalah mengumpulkan makanan dari hasil hutan (atau berburu).
Kehidupan masyarakat pada saat itu hanya bergantung pada alam. Manusia pada
saat itu bertempat tinggal secara berpindah-pindah (nomaden).
Beberapa alat yang digunakan pada Zaman Meramu dan Berburu adalah :
1. Kapak perimbas yang digunakan untuk
merimbas (memotong) kayu dan menguliti binatang.
2. Kapak genggam yang digunakan untuk mencari ubi dan memotong daging hasil buruan.
3. Tombak yang digunakan untuk berburu binatang buas.
2. Kapak genggam yang digunakan untuk mencari ubi dan memotong daging hasil buruan.
3. Tombak yang digunakan untuk berburu binatang buas.
Pada masa ini, manusia sudah menggunakan
api untuk memasak, penerangan, dan menghalau binatang buas.
2) Masa Bercocok Tanam
Di jaman ini, manusia mulai bercocok tanam
diladang/sawah. Peralatan pun mulai diasah seperti kapak batu, mata anak panah,
mata tombak. Yang terkenal adalah beliung persegi. Tempat-tempat yang ditemukan
kapak dan beliung persegi yang masih kasar disebut atelier. Atelier ditemukan di
Punung, Jawa Timur dan Pasir Kawat, Jawa Barat. Manusia mulai bertempat tinggal
tetap (sedenter). Tempat tinggalnya
perlahan-lahan berbentuk ke bentuk yang lebih baik. Mulai mengenal
kepercayaan animisme dan dinamisme. Mulai juga ditemukan kapak lonjong. Kapak
lonjong merupakan alat untuk berburu yang tidak bisa ditemukan di daerah
Indonesia Barat.
3) Masa Perundagian
Masa ini merupakan perkembangan dari masa
bercocok tanam. Masa Perundagian ditandai dengan munculnya kaum undagi, yaitu sekelompok orang
yang ahli menciptakan suatu barang berupa cetakan dari perunggu, besi, dan
gerabah. Pada masa itu, ada teknik khusus dalam menciptakan logam, yaitu teknik
mencetak logam dengan cara berulang-ulang yang disebut bivalve. Di jaman itu, mulai adanya
perkampungan, dan adanya kegiatan perdagangan serta pelayaran. Pada saat itu,
masyarakat hidup penuh setia kawan dan solidaritas.
B. Berakhirnya Masa
Praaksara di Indonesia
Berakhirnya masa praaksara tiap-tiap bangsa tidak
bersamaan. Mengapa demikian? Hal ini berkaitan erat dengan tingkat peradaban
dari bangsa-bangsa yang bersangkutan. Bangsa Sumeria misalnya, telah mengenal
tulisan sejak 4000 SM. Bangsa Sumeria menggunakan simbol-simbol sebagai huruf
yang disebut piktograf. Sedangkan, Bangsa Mesir Kuno mengenal
tulisan sejak 3000 SM. Tulisan Bangsa Mesir Kuno hampir sama dengan tulisan
Bangsa Sumeria. Hanya perbedaannya, huruf Bangsa Mesir Kuno menggunakan
simbol-simbol seperti perkakas, hewan, atau alat transportasi tertentu. Huruf
ini disebut hieroglif.Indonesia mengakhiri masa praaksara pada awal abad ke-5 Masehi. Para pedagang India datang pada saat itu dan membawa kebudayaan dari India berupa seni arsitektur bangunan, sistem pemerintahan, seni sastra dan tulisan. Tulisan tertua di Indonesia terdapat di Batu Yupa, Kutai, Kalimantan Timur. Tulisan tersebut menggunakan huruf Pallawa. Sejak berakhirnya masa praaksara, muncullah masa aksara (masa sejarah). Di Indonesia, sudah mengalami kemajuan. Sistem pemerintahan kerajaan mulai berkembang, agama Hindu-Buddha mulai berkembang. Kegiatan perdagangan dan pelayaran pun semakin maju.
Peninggalan Kebudayaan pada Masa Praaksara
Kebudayaan zaman
batu terbagi lagi menjadi kebudayaan zaman batu tua (palaeolithikum),
kebudayaan batu madya (mesolithikum), kebudayaan batu muda (neolithikum),
dan kebudayaan batu besar (megalithikum).
1. Kebudayaan Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat hasil
kebudayaan zaman batu tua antara lain.
a. Kapak Perimbas
Kapak ini
terbuat dari batu, tidak memiliki tangkai, digunakan dengan cara menggengam.
Dipakai untuk menguliti binatang, memotong kayu, dan memecahkan tulang binatang
buruan. Kapak perimbas banyak ditemukan di daerah-daerah di Indonesia, termasuk
dalam Kebudayaan Pacitan. Kapak perimbas dan kapak genggam dibuat dan digunakan
oleh jenis manusia purba Pithecantropus.
b. Kapak Genggam
Kapak genggam
memiliki bentuk hampir sama dengan jenis kapak penetak dan perimbas, namun
bentuknya jauh lebih kecil. Fungsinya untuk membelah kayu, menggali
umbi-umbian, memotong daging hewan buruan, dan keperluan lainnya. Pada tahun
1935, peneliti Ralph von Koenigswald berhasil menemukan sejumlah kapak
genggam di Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Karena ditemukan di Pacitan
maka disebut Kebudayaan Pacitan.
c. Alat-alat Serpih (Flakes)
Alat-alat serpih
terbuat dari pecahan-pecahan batu kecil, digunakan sebagai alat penusuk,
pemotong daging, dan pisau. Alatalat serpih banyak ditemukan di daerah
Sangiran, Sragen, Jawa Tengah, masih termasuk Kebudayaan Ngandong.
d. Perkakas dari Tulang dan Tanduk
Perkakas tulang
dan tanduk hewan banyak ditemukan di daerah Ngandong, dekat Ngawi, Jawa Timur.
Alat-alat itu berfungsi sebagai alat penusuk, pengorek, dan mata tombak. Oleh
peneliti arkeologis perkakas dari tulang disebut sebagai Kebudayaan Ngandong.
Alat-alat serpih dan alat-alat dari tulang dan tanduk ini dibuat dan digunakan
oleh jenis manusia purba Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
2. Kebudayaan Batu Madya (Mesolithikum)
Kebudayaan batu
madya ditandai oleh adanya usaha untuk lebih menghaluskan perkakas yang dibuat.
Dari penelitian arkeologis kebudayaan batu madya di Indonesia memiliki
persamaan kebudayaan dengan yang ada di daerah Tonkin, Indochina (Vietnam).
Diperkirakan bahwa kebudayaan batu madya di Indonesia berasal dari kebudayaan
di dua daerah yaitu Bascon dan Hoabind. Oleh karena itu pula kebudayaan
dinamakan Kebudayaan Bascon Hoabind. Hasil-hasil kebudayaan Bascon Hoabind,
antara lain berikut ini.
a. Kapak Sumatra (Pebble)
Bentuk kapak ini
bulat, terbuat dari batu kali yang dibelah dua. Kapak genggam jenis ini banyak
ditemukan di Sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera, antara Langsa (Aceh) dan
Medan.
b. Kapak Pendek (Hache courte)
Kapak Pendek
sejenis kapak genggam bentuknya setengah lingkaran. Kapak ini ditemukan di
sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
c. Kjokkenmoddinger
Kjokkenmoddinger berasal dari bahasa Denmark, Kjokken berarti dapur dan modding
artinya sampah. Jadi, kjokkenmoddinger adalah sampah dapur berupa kulit-kulit
siput dan kerang yang telah bertumpuk selama beribu-ribu tahun sehingga
membentuk sebuah bukit kecil yang beberapa meter tingginya. Fosil dapur sampah
ini banyak ditemukan di sepanjang Pantai Timur Pulau Sumatera.
d. Abris sous roche
Abris sous
roche adalah gua-gua batu karang atau ceruk yang
digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba. Berfungsi sebagai tempat
tinggal.
e. Lukisan di Dinding Gua
Lukisan di
dinding gua terdapat di dalam abris sous roche. Lukisan menggambarkan hewan
buruan dan cap tangan berwarna merah. Lukisan di dinding gua ditemukan di Leang
leang, Sulawesi Selatan, di Gua Raha, Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, di Danau
Sentani, Papua.
3. Kebudayaan Batu Muda (Neolithikum)
Hasil kebudayaan
zaman batu muda menunjukkan bahwa manusia purba sudah mengalami banyak kemajuan
dalam menghasilkan alat-alat. Ada sentuhan tangan manusia, bahan masih tetap
dari batu. Namun sudah lebih halus, diasah, ada sentuhan rasa seni. Fungsi alat
yang dibuat jelas untuk pengggunaannya. Hasil budaya zaman neolithikum, antara
lain.
a. Kapak Persegi
Kapak persegi
dibuat dari batu persegi. Kapak ini dipergunakan untuk mengerjakan kayu,
menggarap tanah, dan melaksanakan upacara. Di Indonesia, kapak persegi atau
juga disebut beliung persegi banyak ditemukan di Jawa, Kalimantan Selatan,
Sulawesi, dan Nusatenggara.
b. Kapak Lonjong
Kapak ini
disebut kapak lonjong karena penampangnya berbentuk lonjong. Ukurannya ada yang
besar ada yang kecil. Alat digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan
memotong kayu atau pohon. Jenis kapak lonjong ditemukan di Maluku, Papua, dan
Sulawesi Utara.
c. Mata Panah
Mata panah
terbuat dari batu yang diasah secara halus. Gunanya untuk berburu. Penemuan
mata panah terbanyak di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
d. Gerabah
Gerabah dibuat
dari tanah liat. Fungsinya untuk berbagai keperluan.
e. Perhiasan
Masyarakat
pra-aksara telah mengenal perhiasan, diantaranya berupa gelang, kalung, dan
anting-anting. Perhiasan banyak ditemukan di Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
f. Alat Pemukul Kulit Kayu
Alat pemukul
kulit kayu digunakan untuk memukul kulit kayu yang akan digunakan sebagai bahan
pakaian. Adanya alat ini, membuktikan bahwa pada zaman neolithikum manusia
pra-aksara sudah mengenal pakaian.
4. Kebudayaan Batu Besar (Megalithikum)
Istilah megalithikum
berasal dari bahasa Yunani, mega berarti besar dan lithos artinya
batu. Jadi, megalithikum artinya batubatu besar. Manusia pra-aksara menggunakan
batu berukuran besar untuk membuat bangunan-bangunan yang berfungsi sebagai
tempat pemujaan kepada roh-roh nenek moyang. Bangunan didirikan untuk
kepentingan penghormatan dan pemujaan, dengan demikian bangunan megalithikum
berkaitan erat dengan kepercayaan yang dianut masyarakat pra-aksara pada saat
itu. Bangunan megalithikum tersebar di seluruh Indonesia. Berikut beberapa
bangunan megalithikum.
a. Menhir
Menhir adalah
sebuah tugu dari batu tunggal yang didirikan untuk upacara penghormatan roh
nenek moyang. Menhir ditemukan di Sumatera Selatan, Sulawesi Tengah, dan
Kalimantan.
b. Sarkofagus
Sarkofagus
adalah peti mayat yang terbuat dari dua batu yang ditangkupkan. Peninggalan ini
banyak ditemukan di Bali.
c. Dolmen
Dolmen adalah
meja batu tempat menaruh sesaji, tempat penghormatan kepada roh nenek moyang,
dan tempat meletakan jenazah. Daerah penemuannya adalah Bondowoso, Jawa Timur.
d. Peti Kubur Batu
Peti Kubur Batu
adalah lempengan batu besar yang disusun membentuk peti jenazah. Peti kubur
batu ditemukan di daerah Kuningan, Jawa Barat.
e. Waruga
Waruga adalah
peti kubur batu berukuruan kecil berbentuk kubus atau bulat yang dibuat dari
batu utuh. Waruga banyak ditemukan di daerah Sulawesi Tengah dan Sulawesi
Utara.
f. Arca
Arca adalah
patung terbuat dari batu utuh, ada yang menyerupai manusia, kepala manusia, dan
hewan. Arca banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur.
g. Punden Berundak
Punden
berundak-undak merupakan tempat pemujaan. Bangunan ini dibuat dengan menyusun
batu secara bertingkat, menyerupai candi. Punden berundak ditemukan di daerah
Lebak Sibeduk, Banten Selatan.
5. Kebudayaan Zaman Logam
Kebudayaan
perunggu di Indonesia diperkirakan berasal dari daerah bernama Dongson di
Tonkin, Vietnam. Kebudayaan Dongson datang ke Indonesia kira-kira abad ke 300
SM di bawa oleh manusia sub ras Deutro Melayu (Melayu Muda) yang
mengembara ke wilayah Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan zaman logam, antara
lain.
a. Nekara
Nekara adalah
tambur besar yang berbentuk seperti dandang yang terbalik. Benda ini banyak
ditemukan di Bali, Nusatenggara, Maluku, Selayar, dan Irian.
b. Moko
Nekara yang
berukuran lebih kecil, ditemukan di Pulau Alor, Nusatenggara Timur. Nekara dan
Moko dianggap sebagai benda keramat dan suci.
c. Kapak Perunggu
Kapak perunggu
terdiri beberapa macam, ada yang berbentuk pahat, jantung, dan tembilang. Kapak
perunggu juga disebut sebagai kapak sepatu atau kapak corong. Daerah
penemuannya Sumatera Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, dan Irian. Kapak
perunggu dipergunakan untuk keperluan sehar-hari.
d. Candrasa
Sejenis kapak
namun bentuknya indah dan satu sisinya panjang, ditemukan di Yogyakarta.
Candrasa dipergunakan untuk kepentingan upacara keagamaan dan sebagai tanda
kebesaran.
e. Perhiasan Perunggu
Benda-benda
perhiasan perunggu seperti gelang tangan, gelang kaki, cincin, kalung, bandul
kalung pada masa perundagian, banyak ditemukan di daerah Jawa Barat, Jawa
Timur, Bali dan Sumatera.
f. Manik-manik
Manik-manik
adalah benda perhiasan terdiri berbagai ukuran dan bentuk. Manik-manik
dipergunakan sebagai perhiasan dan bekal hidup setelah seseorang meninggal
dunia. Bentuknya ada silider, segi enam, bulat, dan oval. Daerah penemuannya di
Sangiran, Pasemah, Gilimanuk, Bogor, Besuki, dan Buni.
g. Bejana Perunggu
Bejana perunggu
adalah benda yang terbuat dari perunggu berfungsi sebagai wadah atau tempat
menyimpan makanan. Bentuknya bulat panjang dan menyerupai gitar tanpa tangkai.
Benda ini ditemukan di Sumatera dan Madura.
h . Arca Perunggu
Benda bentuk
patung yang terbuat dari perunggu menggambar orang yang sedang menari, berdiri,
naik kuda, dan memegang panah. Tempat-tempat penemuan di Bangkinang (Riau),
Lumajang, Bogor, dan Palembang.
Zaman Batu Tua
Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian
sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah
atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut
masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup
secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
- Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
- Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo
Soloensis)
Zaman Batu Tengah
1. Ciri zaman Mesolithikum:
a. Nomaden dan
masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b. Alat-alat
yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan
alat-alat batu kasar.
c. Ditemukannya
bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah
dapur)
c. Alat-alat
zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache
Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang
dibelah.
d. Alat-alat
diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
e. Alat-alat
kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang
disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah,
pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
a.
Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
b. Bone-Culture
(alat kebudayaan dari Tulang)
c. Flakes
Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa
Papua--Melanosoid
Zaman Batu Muda
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah
alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan
indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:- Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak
terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi,
Kalimantan,
- Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
- Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di
Jawa,
- Pakaian dari kulit kayu
- Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo
(Sunda)
Zaman Batu Besar
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil
kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk
pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat
meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3.
Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden
berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari
batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk
mengungkapkan kepercayaan mereka
Zaman Logam
Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat
dari logam
di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam,
mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada
dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan
cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini
juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi
yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:
Zaman Perunggu
Pada zaman
perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat
kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan
perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat
perunggu pada zaman ini antara lain :
a. Kapak Corong
(Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera
Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
b. Nekara
Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di
Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c. Benjana
Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d. Arca Perunggu
ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
Zaman Besi
Pada zaman ini
orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang
diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga
maupun perunggu
sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi
yang dihasilkan antara lain:
a. Mata Kapak
bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat
tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan
Punung (Jawa Timur)
Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari
perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang
ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat
perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.
No comments:
Post a Comment