A.
LATAR
BELAKANG KOLONIALISME BELANDA DI INDONESIA
Jauh sebelum Eropa
terbuka matanya mencari dunia baru, warga pribumi nusantara hidup dalam
kedamaian. Situasi ini berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai berdatangan
dengan dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya.
Hal yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke dalam
kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama, Paus Urbanus II,
yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont
tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI.
Dalam tempo
beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu
berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945. Perang Salib tanpa
disadari telah membuka mata orang Eropa tentang peradaban yang jauh lebih
unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami pencerahan akibat bersinggungan dengan
orang-orang Islam dalam Perang Salib ini. Merupakan fakta jika jauh sebelum
Eropa berani melayari samudera, bangsa Arab telah dikenal dunia sebagai bangsa
pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera luas hingga ke Nusantara.
Bahkan kapur barus
yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual pembalseman para Fir’aun di
Mesir pada abad sebelum Masehi, didatangkan dari satu kampung kecil bernama
Barus yang berada di pesisir barat Sumatera tengah. Dari pertemuan peradaban
inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu wilayah di selatan bola dunia yang
sangat kaya dengan sumber daya alamnya, yang tidak terdapat di belahan dunia
manapun.
Negeri itu penuh
dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya, selain itu Eropa juga mencium
adanya emas dan batu permata yang tersimpan di perutnya. Tanah tersebut
iklimnya sangat bersahabat, dan alamnya sangat indah. Wilayah inilah yang
sekarang kita kenal dengan nama Nusantara. Mendengar semua kekayaan ini Eropa
sangat bernafsu untuk mencari semua hal yang selama ini belum pernah
didapatkannya.
Paus Alexander VI
pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis
dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas. Dengan adanya perjanjian ini, Paus
Alexander dengan seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua
kapling untuk dianeksasi. Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu
mengikuti lingkaran garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua
kutub bumi. Ini memberikan Dunia Baru kini disebut Benua Amerika kepada
Spanyol. Afrika serta India diserahkan kepada Portugis.
Paus menggeser
garis demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170 kilometer dari Tanjung Pulau Verde.
Brazil pun jatuh ke tangan Portugis. Jalur perampokan bangsa Eropa ke arah
timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun terbagi dua. Spanyol berlayar ke
Barat dan Portugis ke Timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di Laut
Banda. Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta
rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi, namun saat
bertemu di Maluku, Portugis dan Sanyol mencoba untuk menahan diri.
Pada 5 September
1494, Spanyol dan Portugal membuat perjanjian Saragossa yang menetapkan garis
anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran yang melanjutkan
garis 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. Garis itu berada di timur dari
kepulauan Maluku, di sekitar Guam.
Sejak itulah,
Portugis dan Spanyol berhasil membawa banyak rempah-rempah dari pelayarannya.
Seluruh Eropa mendengar hal tersebut dan mulai berlomba-lomba untuk juga
mengirimkan armadanya ke wilayah yang baru di selatan.
Ketika Eropa
mengirim ekspedisi laut untuk menemukan dunia baru, pengertian antara
perdagangan, peperangan, dan penyebaran agama Kristen nyaris tidak ada bedanya.
Misi imperialisme Eropa ini sampai sekarang kita kenal dengan sebutan “Tiga G”:
Gold, Glory, Gospel. Seluruh penguasa, raja-raja, para pedagang, yang ada di
Eropa membahas tentang negeri selatan yang sangat kaya raya ini.
Mereka
berlomba-lomba mencapai Nusantara dari berbagai jalur. Sayang, saat itu belum
ada sebuah peta perjalanan laut yang secara utuh dan detil memuat jalur
perjalanan dari Eropa ke wilayah tersebut yang disebut Eropa sebagai Hindia
Timur. Peta bangsa-bangsa Eropa baru mencapai daratan India, sedangkan daerah
di sebelah timurnya masih gelap.
Dibandingkan
Spanyol, Portugis lebih unggul dalam banyak hal. Pelaut-pelaut Portugis yang
merupakan tokoh-tokoh pelarian Templar (dan mendirikan Knight of Christ),
dengan ketat berupaya merahasiakan peta-peta terbaru mereka yang berisi
jalur-jalur laut menuju Asia Tenggara.
Peta-peta tersebut
saat itu merupakan benda yang paling diburu oleh banyak raja dan saudagar Eropa.
Namun ibarat pepatah,“Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga”,
maka demikian pula dengan peta rahasia yang dipegang pelaut-pelaut Portugis.
Sejumlah orang
Belanda yang telah bekerja lama pada pelaut-pelaut Portugis mengetahui hal ini.
Salah satu dari mereka bernama Jan Huygen van Linschoten. Pada tahun 1595 dia
menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman
Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan
deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia
Timur, lengkap dengan segala permasalahannya.
Buku itu laku
keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa ini
menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah,
Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah
baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya.
Para pengusaha dan
penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya dengan
segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia selatan yang kaya raya, dan tidak
kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya.
A.
PENDAHULUAN
Pada tahun 1595
Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia
Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak dipimpin
Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di
Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman mendarat di
pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan lada di Jawa, lalu
menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan lainnya. Kepemimpinan
de Houtman sangat buruk.
Dia berlaku
sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga terhadap sesama
pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus kehilangan satu perahu
dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda pada tahun 1597, dia
hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, tiga kapal tersebut
penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya.
Orang-orang
Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap memimpin saja bisa
mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan armada yang jauh
lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan semangat yang
menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut jejaknya. Jejak Houtman
diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang mengirimkan armada
mereka ke Hindia Timur. Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah
Hindia Timur dan hal itu berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945.
B.
PEMBAHASAN
KOLONIALISASI PEMERINTAHAN KOLONIAL
BELANDA
1. PEMERINTAH
KOLONIAL BELANDA
Setelah
VOC
(Vereenigde Oostindische
Compagnie) jatuh bangkrut dan dibubarkan pada akhir abad
ke-18, tepatnya adalah pada tahun 1798
dan setelah kekuasaan Kerajaan
Inggris yang pendek di bawah Gubernur-JenderalThomas Stamford Bingley
Raffles, pemerintah Kerajaan
Belanda kemudian mengambil alih kepemilikan VOC
dan Hindia-Belanda pada tahun 1816.
Sejak saat itu, pemerintah Kerajaan
Belanda berkuasa dan berdaulat penuh atas wilayah Hindia-Belanda
yang tertulis dalam Undang-Undang Kerajaan Belanda tahun 1814
dan diamandemen tahun 1848,
1872,
dan 1922
menurut perkembangan wilayah Hindia-Belanda.
Sebuah
pemberontakan di Jawa, yang terkenal dengan Perang
Diponegoro, berhasil ditumpas pada tahun 1825-1830.
Setelah tahun 1830
sistem tanam paksa yang dikenal sebagai
cultuurstelsel dalam bahasa
Belanda mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk
dipaksa menanam hasil-hasil perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada
saat itu, seperti teh,
kopi
dll. Hasil tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara. Sistem ini membawa
kekayaan yang besar kepada para pelaksananya – baik yang Belanda maupun yang
Indonesia. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan
pada masa yang lebih bebas setelah 1870.
Pada
1901
pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik
Etis
(bahasa Belanda: Ethische Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar
dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi,
dan sedikit perubahan politik. Di bawah gubernur-jendral J.B. van Heutsz
pemerintah Hindia-Belanda memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di
sepanjang Hindia-Belanda, dan dengan itu mendirikan fondasi bagi negara
Indonesia saat ini.
2.
PEMERINTAHAN DAENDELS
Letak
geografis Belanda yg dekat dengan Inggris menyebabkan Napoleon Bonaparte merasa
perlu menduduki Belanda.Pada tahun 1806,Perancis membubarkan Republik Bataaf
dan membentuk Kerajaan Belanda (Kominkrijk Holland).Napoleon kemudian
mengangkat Louis Napoleon sebagai raja Belanda dan berarti sejak saat itu
pemerintahan yang berkuasa di Nusantara adalah pemerintahan
Belanda-Perancis.Oleh karena itu Louis Napoleon mengangkatHerman William
Daendeles sebagai gubernur jen-dral di Nusantara.Dengan tugas utama mempertahankan
P.Jawa dari serangan Inggris.
KEBIJAKAN PEMERINTAHAN
DAENDELS
1. Bidang
Birokrasi Pemerintahan
Pusat
pemerintahan dipindahkan kepedalaman
Dewan
Hindia Belanda sebagai dewan legeslatif di
ganti
dengan Dewan Penasehat.
Membentuk
sekretariat negara (Algemene Secretarie).
Pulau
jawa dibagi pulau jawa di bagi menjadi 9 Prefektuur dan 31 kabupaten
Para
bupati di jadikan pemerintah Belanda dan di beri pangakat sesuai dengan
ketentuan kepegawaian pemerintah Belanda.
2.
Bidang hukum dan peradilan.
a.
Dalam bidang hukum Daendels membentuk 3 jenis pengadilan yaitu sebagai berikut:
(1).Pengadilan utuk orang eropa
(2).Pengadilan untuk orang pribumi
(3).Pengadilan untuk orang timur asing. Pengadilan untuk orang pribumi ada di
setiap prefectur dengan prefect sebagai ketua dan para bupati sebagai anggota
b.Pemberantasan
koropsi tanpa pandang bulu termasuk pada bangsa Eropa.Akan tetapi ia sendiri
melakukan korupsi besar-besaran dalam kasus penjualan tanah kepada fihak
swasta.
3).Bidang
Militer dan Pertahanan dalam melaksanakan tugas utamanya untuk mempertahankan
P.Jawa dari serangan Inggris,Daendels mengambil langkah-langkah :
a).Membangun jalan antara Anyer-Panarukan.
b).Menambah jumlah angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
c).Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang
d).Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Pandang dan Surabaya.
e).Membangun benteng-benteng pertahanan.
f).Meningkatkan kesejahteraan prajurit.
a).Membangun jalan antara Anyer-Panarukan.
b).Menambah jumlah angkatan perang dari 3000 orang menjadi 20.000 orang.
c).Membangun pabrik senjata di Gresik dan Semarang
d).Membangun pangkalan angkatan laut di Ujung Pandang dan Surabaya.
e).Membangun benteng-benteng pertahanan.
f).Meningkatkan kesejahteraan prajurit.
4).Bidang
Ekonomi dan Keuangan
a).Membentuk Dewan Pengawas Keuangan negara (Algemene Rekenkaer).
b).Mengeluarkan uang kertas
c).Memperbaiki gaji pegawai
d).Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte laverantie) yang diterapkan pada masa VOC tetap dilanjutkan.
e).Mengadakan monopoli perdagangan beras.
f).Mengadakan peminjaman paksa kepada orang-orang yang dianggap mampu,bagi yg menolak akan dikenakan hukuman.
g).Penjualan tanah kepada fihak swasta.
h).Mengadakan Preanger Stelseel ,yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman eksport : Kopi
a).Membentuk Dewan Pengawas Keuangan negara (Algemene Rekenkaer).
b).Mengeluarkan uang kertas
c).Memperbaiki gaji pegawai
d).Pajak in natura (contingenten) dan sistem penyerahan wajib (verplichte laverantie) yang diterapkan pada masa VOC tetap dilanjutkan.
e).Mengadakan monopoli perdagangan beras.
f).Mengadakan peminjaman paksa kepada orang-orang yang dianggap mampu,bagi yg menolak akan dikenakan hukuman.
g).Penjualan tanah kepada fihak swasta.
h).Mengadakan Preanger Stelseel ,yaitu kewajiban bagi rakyat Priangan dan sekitarnya untuk menanam tanaman eksport : Kopi
5).Bidang
Sosial
a).Rakyat
dipaksa untuk melakukan kerja Rodi untuk membangun jalan Anyer-Panarukan.
b).Pebudakan
dibiarkan berkembang
c).Menghapus
upacara penghormatan kepada Resident,Sunan dan Sultan
d).Membuat
jaringan pos distrik dengan menggunakan kuda pos
AKHIR
KEKUASAAN HERMAN WILLIAM DAENDELS
Kejatuhan
Daendels antara lain disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1).Sikapnya
yg otoriter terhadap raja-raja Banten,Yogyakarta,Cirebon menimbulkan
pertentangan dan perlawanan.
Penyelewengan
dlam kasus penjualan tanah kepada fihak swasta dan manipulasi penjualan istana
Bogor.
Keburukan
dalam sistem administrasi pemerintahan.
2.
MASA
PEMERINTAHAN VAN DEN BOSCH DAN PENERAPAN SISTEM TANAM PAKSA
Setelah
berakhirnya kekuasaan Inggris,selanjutnya yang berkuasa adalah Pemerintahan
Hindia Belanda,yang pada mulanya pemerintahan Kolektif yang terdiri dari 3
orang yaitu : Flout,Buyskess dan Van Der Capellen.Dengan tugas utama :
menormalisasikan keadaan lama (Inggris) ke alam baru (Belanda) dengan masa
peralihan dari tahun 1816-1819,untuk selanjutnya yang menjadi gubernur jendral
adalah Van Der Capellen (1816-1824).
Kesulitan-kesulitan
yang dihadapi :
1).Beberapa
kerajaan diluar P.Jawa bertindak mandiri.
2).Usaha-usaha
sefihak dari Raffles yang masih ingin berkuasa kembali,misal dengan menduduki
Singapura.
Dengan
berdirinya Singapura menimbulkan perselisihan mengenai batas wilayah kekuasaan
pendudukan Inggris dan Belanda,masalah ini kemudian diselesaikan melalui
Treaty of London 1824 yang isinya :
1).Inggris
dan Belanda berhak untuk saling memasuki wilayah jajahan masing-masing.
2).Belanda
menarik diri dari jajahannya di Asia Daratan yaitu : Benggala,Gujarat,Malaka
dan Singapura.
3).Inggris menarik diri dari Nusantara dan menyerahkan Bengkulu,Bangka dan Belitung.
4).Kemerdekaan Aceh dihormati oleh kedua belah fihak,dan dijadikan daerah Bufferstaat : daerah pemisah.
5).Inggris dan Belanda bertanggung jawab atas keamanan di selat Malaka.
3).Inggris menarik diri dari Nusantara dan menyerahkan Bengkulu,Bangka dan Belitung.
4).Kemerdekaan Aceh dihormati oleh kedua belah fihak,dan dijadikan daerah Bufferstaat : daerah pemisah.
5).Inggris dan Belanda bertanggung jawab atas keamanan di selat Malaka.
Dalam
menjalankan pemerintahannya,komisaris jendral melakukan langkah-langkah sebagai
berikut :
1).Sistem Residen tetap dipertahankan
2).Dalam bidang hukum sistem juri dihapuskan
3).Kedudukan para Bupati sebagai penguasa feodal tetap dipertahankan.
4).Desa
sebagai satu kesatuan unit tetap dipertahankan dan para penguasanya
dimanfaatkan untuk pelaksanaan pemungutan pajak dan hasil bumi.
5).Dalam
bidang ekonomi memberikan kesempatan kepada pengusaha-pengusaha asing untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.
Memorandum
tahun 1851
Memorandum
tahun 1851 dengan jelas menegaskan politik Belanda,bahwa “daerah –daerah
taklukan harus memberi keuntungan materiil bagi Belanda,keuntungan yang memang
menjadi tujuan penaklukkan “
PENGERTIAN
CULTUUR STELSEL
Istilah
Cultuur Stelsel sebenarnya berarti sistem tanaman terjemahannya dalam bahasa
Inggris adalah Culture System atau Cultivation System .Lebih tepat lagi kalau
di terjemahkan menjadi System of Gouverment Controlled Agricultures karena
pengertian dari Cultuur Stelsel sebenarnya adalah :”kewajiban kepada rakyat
(Jawa) untuk menanam tanaman eksport yang laku dijual di Eropa”,rakyat
menterjemahkan denganistilah tanam paksa.
Menurut
Van Den Bosch : Cultuur Stelsel didasarkan atas hukum adat yg menyatakan bahwa
barang siapa berkuasa disuatu daerah,ia memiliki tanah dan penduduknya.
LATAR
BELAKANG SISTEM TANAM PAKSA
1).Di
Eropa, Belanda terlibat dalam peperangan-peperangan pada masa kejayaan Napoleon
sehingga menghabiskan biaya besar.
2).Terjadinya
perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgia dari Belanda
tahun 1830.
3).Terjadinya
perang Diponegoro (1825-1830) yang merupakan perlawanan rakyat jajahan termahal
bagi Belanda (menghabiskan beaya 20.000.000 gulden).
4).Kas
negara Belanda kosong dan hutang yang ditanggung Belanda cukup berat.
5).Pemasukan
uang dari penanaman kopi tidak banyak.
6).Kegagalan
usaha mempraktikkan gagasan Liberal (1816-1830) dalam mengeksploitasi
tanah jajahan untuk memberikan keuntungan yang besar terhadap negeri induk.
ATURAN-ATURAN
TANAM PAKSA
Ketentuan
pokok Tanam Paksa terdapat dalam Staatblad (lembaran negara) no.22 tahun
1834,dengan ketentuan sebagai berikut :
1.Penyediaan tanah untuk cultuur stelsel berdasarkan persetujuan
penduduk.
2.Tanah tersebut tidak lebih dari seperlima tanah pertanian.
3.Tanah tersebut bebas dari pajak.
4.Kelebihan hasil tanaman jika melebihi pajak diberikan pada petani.
5.Pekerjaan untuk cultuur stelsel tidak melebihi waktu menanam padi
6.Kegagalan panen yang bukan kesalahan petani merupakan tanggung jawab
pemerintah.
7.Bagi yang tidak memiliki tanah dipekerjakan dipabrik atau perkebunan
pemerintah.
8.Pelaksanaan tanam paksa diserahkan kepada pemimpin pribumi.
PENYIMPANGAN
DALAM TANAM PAKSA
1.Perjanjian
penyediaan tanah dilakukan dg paksaan.
2.Tanah
yang digunakan lebih dari seperlima bagian.
3.Pengerjaan
tanah untuk tanam paksa melebihi waktu menanam padi.
4.Tanah
tersebut masih terkena pajak.
5.Kelebihan
hasil panen tidak diberikan kepada petani.
6.Kegagalan
panen tanggung jawab petani.
7.Buruh
dijadikan tenaga paksaan.
Guna
menjamin agar para Bupati dan kepala desa menunaikan tugasnya dg
Baik,pemerintah Belanda memberikan rangsangan yg disebut cultuur procenten.
Disamping penghasilan tetap.
AKIBAT-AKIBAT
TANAM PAKSA BAGI BELANDA
1).Meningkatnya hasil tanaman eksport dari negeri jajahan dan dijual Belanda
dipasaran Eropa.
2).Perusahaan pelayaran Belanda yang semula kembangkempis tetapi pada masa
tanam paksa mendapat keuntungan besar.
3).Pabrik-pabrik
gula yg semula diusahakan kaum swasta Cina,kemudian juga dikembangkan oleh
pengusaha Belanda,karena keuntungannya besar.
4).Belanda mendapatkan keuntungan (Batiq slot) yang besar (keuntungan pertama 3
juta gulden).
BAGI
INDONESIA
1).Kemiskinan dan penderitaan fisik serta mental yg berkepanjangan
2).Beban pajak yang berat.
3).Pertanian,khususnya padi banyak mengalami kegagalan panen.
4).Kelaparan dan kematian terjadi dimana-mana,seperti yang terjadi di Cirebon
1843,Demak 1848,Grobogan 1849.
5).Jumlah penduduk di Indonesia menurun.
6).Rakyat Indonesia mengenal tekhnik menanam jenis-jenis tanaman yang baru.
7).Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasi eksport.
REAKSI
TERHADAP TANAM PAKSA
1).RAKYAT INDONESIA
a.Di Sumatera Barat timbul perlawanan,al.di Pariaman (1841), di Padang .
b.Di Jawa pada tahun 1846 perlawanan dilakukan meskipun dengan pembakaran 7
buah kebun tembakau.
2).KAUM PENGUSAHA
(KAPITALIS)
Golongan pengusaha menghendaki sistem tanam paksa dihapuskan dan diganti dengan
kebebasan berusaha.
3).KAUM HUMANIS BELANDA
a.Baron Van Hoevell : memprotes melalui parlemen Belanda : bahwa tanam paksa
tidak manusiawi.
b.Eduard douwes Dekker : memprotes tanam paksa lewat tulis yang berjudul Max
Havelaar (Saijah-Adinda), dg nama samaran Multatuli (saya menderita).
4. POLITIK EKONOMI
LIBERAL KOLONIAL SEJAK TAHUN 1870
LATAR
BELAKANG
Politik
ekonomi liberal kolonial dilatarbelakangi oleh hal-hal sebagai berikut :
1).Pelaksanaan
tanam paksa memberi keuntungan yg besar kepada Belanda,tetapi menimbulkan
penderitaan rakyat pribumi.
2).Berkembangnya
faham liberalisme di Eropa.
3).Kemenangan
partai liberal di Belanda.
4).Adanya
Traktar Sumatera 1871,yang memberikan kebebasan bagi Belanda untuk meluaskan
wilayahnya ke Aceh.
Pelaksanaan
politik ekonomi liberal ditandai dengan beberapa peraturan antara lain :
1).Reglement op het belied der regering in Nedherlandsh Indie (1854) :
Berisi tentang tata cara pemerintahan di Indonesia.
2).Indishe Comtabiliteit Wet (1867) :
Berisi tentang perbendaharaan negara Hindia Belanda
3).Suiker Wet :
Yaitu UU gula yang menetapkan bahwa tanaman tebu adalah monopoli pemerintah yg secara berangsur-angsur akan dialihkan kepada fihak swasta.
Berisi tentang tata cara pemerintahan di Indonesia.
2).Indishe Comtabiliteit Wet (1867) :
Berisi tentang perbendaharaan negara Hindia Belanda
3).Suiker Wet :
Yaitu UU gula yang menetapkan bahwa tanaman tebu adalah monopoli pemerintah yg secara berangsur-angsur akan dialihkan kepada fihak swasta.
4).Agrarish
Wet (undang-undang Agraria) 1870:
UU Agraria yg berlaku di Indonesia dari tahun 1870-1960 isinya :
a).Tanah di Indonesia dibedakan menjadi tanah tanah rakyat dan tanah milik
pemerintah.
b).Tanah rakyat terdiri dari tanah bebas dan tidak bebas
c).Tanah rakyat tidak boleh dijual kepada orang lain.
d).Tanah pemerintah dapat disewakan kepada penguasa swasta sampai jangka waktu
75 tahun.
5).Agrarisch
Besluit (1870):
Ditetapkan oleh raja Belanda dan mengatur hal-hal yang lebih rinci.
PELAKSANAAN
SISTEM POLITIK EKONOMI LIBERAL
Setelah
UU Agraria 1870 diterapkan,di Indonesia memasuki Imperalisme modern dengan
diterpkan Opendeur Politiek,yaitu politik pintu terbuka terhadap modal-modal
swasta asing,hal itu berati Indonesia dijadikan tempat untuk berbagai
kepentingan yaitu:
a).mendapatkan bahan mentah atau bahan baku industri di Eropa.
b).mendapatkan tenaga kerja yg murah.
c).menjadi tempat pemasaran barang-barang produksi Eropa.
d).menjadi tempat penanaman modal asing.
AKIBAT
SISTEM POLITIK LIBERAL KOLONIAL
BAGI
BELANDA :
a.Memberikan
keuntungan yg besar bagi kaum swasta Belanda
b.Hasil-hasil
produksi perkebunan dan pertambangan mengalir ke Belanda.
c.Negeri
Belanda menjadi pusat perdagangan hasil dari tanah jajahan.
BAGI
INDONESIA :
a.Kemerosotan
tingkat kesejahteraan penduduk.
b.Adanya
krisis perkebunan pada tahun 1885 karena jatuhnya harga gula dan kopi.
c.Menurunnya
konsumsi bahan makanan,terutama beras.
d.Menurunnya
usaha kerajinan rakyat karena telah tersaingi dengan Import dari Eropa.
e.Pengangkutan
dengan gerobak menjadi merosot penghasilannya setelah adanya angkutan kereta
api.
f.Rakyat
menderita karena masih diterapkan kerja rodi dan adanya hukuman yg berat bagi
yg melanggar peraturan poenalie sanctie.
5. POLITIK ETIS
LATAR
BELAKANG POLITIK ETIS
Munculnya
politik etis dilatarbelakangi oleh :
1).Sistem ekonomi liberal tidak mengubah nasib rakyat.
2).Tanam paksa memberi keuntungan besar bagi Belanda sebaliknya menimbulkan
penderitaan rakyat.
3).Belanda melakukan penekanan dan penindasan terhadap rakyat .
4).Rakyat kehilangan tanah sebagai hak milik utamanya.
5).Adanya kritik terhadap praktik kolonial liberal.
TOKOH-TOKOH
YANG MELANCARKAN KRITIK POLITIK ETIS
1).Van
Kol
melancarkan kritik di Indonesia sebagai politik drainage/penghisapan
2).Van
Deventer
usulannya dikenal dengan Trilogi Van Deventer :
a).Irigasi
b).Emigrasi
c).Edukasi
3).De
Waal
sejak tahun 1884,Indonesia berhak mendapatkan 528 G
4).Brooschooft
Selama 1 abad lebih,Belanda telah mengeruk keuntungan dari rakyat Indonesia dan
tidak mengembalikannya.
5).Baron
Van Hovell
Meminta perbaikan nasib rakyat Indonesia dari sidang parlemen.
KEGAGALAN
POLITIK ETIS
Kegagalan
politik etis,tampak dalam kenyataan-kenyataan sebagai berikut :
1).Sistem
ekonomi liberal hanya memberi keuntunga besar bagi Belanda.
2).Sangat
sedikit penduduk pribumi yang memperoleh keuntungan dan kedudukan yang baik.
3).Pegawai
negeri golongan pribumi hanya dijadikan alat, sehingga dominasi Belanda tetap
sangat besar.
No comments:
Post a Comment